• SMA NEGERI 1 BUNTULIA
  • Maju Bersama Hebat Semua

Gerakan Pramuka Menyiapkan Generasi Emas Indonesia

Apa dan Bagaimana Generasi Emas?

Sebutan Generasi Emas kerap dilontarkan untuk memaknai suatu generasi yang akan mengambil peran vital dan dominan di tahun 2045. Sebagai kado terindah 100 tahun Indonesia Merdeka, maka Generasi Emas yang kerap juga diidentikkan dengan Generasi Muda di tahun 2045 tersebut akan mengisi berbagai sendi pembangunan Indonesia, dan membawa bangsa Indonesia berpindah dari circle negara berkembang menuju circle negara maju. Untuk itu yang perlu dipikirkan adalah apa saja yang harus dipersiapkan 2025? Siapa yang termasuk Generasi Emas?

Generasi Z yang lahir di rentang tahun 1995 hingga 2010 dijuluki digital natives. Generasi Z berkarakter cenderung memiliki sifat yang lebih inklusif, progresif, dan berpikiran terbuka. Generasi Z juga cenderung menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk belajar dan berkomunikasi serta mengincar start-up sebagai tempat berkarier. Ketika di tahun 2045 maka Generasi Z berada di usia produktif atau usia kerja yang mampu melakukan berbagai hal dan menghasilkan barang dan jasa.

Selanjutnya siapa lagi yang diprediksi menjadi pelaku Generasi Emas tahun 2045? Generasi Alpha yang lahir di rentang tahun 2011 hingga 2025 juga akan mengambil peran yang sangat signifikan di tahun 2045. Lahir dan tumbuh di era digital, maka Generasi Alpha ini sangat luar biasa dalam penguasaan penggunaan perangkat dan aplikasi digital. Mereka akan mengekpresikan dirinya ke beragam media dan platform. Generasi Alpha yang cenderung tumbuh di lingkungan yang lebih multicultural juga akan memiliki toleransi lebih besar terhadap perbedaan.

Para Generasi Z dan Generasi Alpha harus memiliki 5 (lima) life skill yang dirumuskan dalam 5C yaitu critical thinkingcreativity and innovationcommunication skillcollaboration, dan confidence. Sebagai perekat dari lima life skill tersebut maka perlu menguatkan karakter bagi calon pelaku pembangunan 2045. Penguatan karakter dalam membangun kepribadian menjadi fondasi setiap peran penting yang diambil di 2045. Penguatan karakter tersebut berbasis pada spiritualitas, moralitas, rasa kebangsaan, objektifitas, tanggung jawab, empati, mandiri, dan disiplin diri.

Mainstreaming Gerakan Pramuka

Pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup. Pramuka mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Gerakan Pramuka bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis (Undang-undang Nomor 12/2010).

 Pertanyaan yang mengemuka selanjutnya adalah bagaimana pelaksanaan program pramuka di satuan pendidikan?

Sebagai satu paket komplit terkait pembentukan kepemimpinan hingga kemandirian, maka diharapkan semua peserta didik memiliki karakter dan kompetensi tersebut. Amanah Undang-undang Nomor 12/2010 bahwa Gerakan Pramuka tersebut telah terakomodir dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 pada pasal 22 ayat (2) berbunyi Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya menyediakan Ekstrakurikuler kepramukaan atau kepanduan lainnya.

Pertanyaan yang menggelitik selanjutnya adalah ketika pramuka menjadi salah satu pilihan ekstrakurikuler, akan banyakkah peminatnya? Jenis ekstrakurikuler yang juga dapat mengusung pembentukan karakter, pengembangan minat dan bakat, maupun kepemimpinan diantaranya adalah Kepramukaan atau Kepanduan lainnya, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kegiatan ekstrakurikuler lainnya misalnya Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pesantren kilat, retret, Pendalaman Alkitab, jurnalistik, teater, dan bentuk kegiatan lainnya.

Gerakan Pramuka merupakan salah satu pilihan ekstrakurikuler yang menyajikan beragam menu-menu program dalam satu paket yang komplit. Metode yang dipilih pramuka sebagai kawah candradimuka para peserta didik, harus memenuhi kriteria metode pembelajaran yang efektif yaitu: 1) dapat membangkitkan rasa ingin tahu para pembelajar, 2) dapat membangkitkan minat optimisme positif dalam pebelajar, 3) dapat menumbuhkan kreativitas pembelajar, dan 4) dapat diaplikasikan secara efektif (Ahlaro, 2020). Sebagai pionir pada proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila, maka Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjawab kebutuhan penyiapan generasi emas tahun 2045.

Namun ditengah ‘serbuan’ Gerakan Kepanduan lainnya, maka Gerakan Pramuka harus mengambil langkah-langkah strategis untuk menjawab ‘tudingan’ kegiatan yang kurang populis, kurang inovatif, dan belum optimal menjawab kebutuhan Generasi Z dan Generasi Alpha di masa kini dan masa yang akan datang.

Konklusi

Suatu hal yang menarik untuk dicermati bahwa kegiatan kepramukaan dapat lebih digali untuk dikembangkan sesuai potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing. Gerakan Pramuka dapat dilaksanakan dengan menyenangkan dengan suasana yang menggembirakan bagi peserta didik, juga dapat membangun etos kerja agar peserta didik dapat berusaha dan bekerja dengan baik dan giat. Gerakan Pramuka juga memiliki kemanfaatan sosial yaitu dikembangkan dan dilaksanakan dengan memperhatikan dampak positifnya bagi masyarakat. Ini adalah pekerjaan rumah para Gugus Depan yang berbasis satuan pendidikan maupun yang berbasis komunitas untuk mewujudkannya. Namun Gugus Depan tidaklah berjuang sendiri. Bersama-sama dengan Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, hingga Kwartir Nasional dapat menyusun beragam program kerja secara berjenjang, sehingga dapat mengupayakan optimalisasi critical thinkingcreativity and innovationcommunication skillcollaboration, dan confidence Generasi Z dan Generasi Alpha. Dengan optimalisasi tersebut maka Generasi Z dan Generasi Alpha akan lebih siap mengambil peran penting di tahun 2045 demi Indonesia Emas.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pendaftaran TKA Sudah Dibuka, Kepala BSKAP: Sarana Kenali Potensi dan Pengembangan Akademik Siswa

Pendaftaran Tes Kemampuan Akademik (TKA) murid kelas 12, resmi dibuka mulai hari Minggu tanggal 24 Agustus 2025. TKA merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan se

15/01/2023 21:23 - Oleh Administrator - Dilihat 28 kali
Kemendikdasmen Laksanakan TKA untuk Meningkatkan Kualitas dan Integritas Pendidikan Nasiona

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menerbitkan kebijakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai langkah strategis untuk memetakan dan meningkatkan kualitas p

15/01/2023 21:23 - Oleh Administrator - Dilihat 22 kali
Presiden Prabowo Bersama Mendikdasmen Saksikan Demonstrasi Teknologi Smart Board

Setibanya di SD Negeri Cimahpar 5, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025 dan Peluncuran Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Pre

15/01/2023 21:23 - Oleh Administrator - Dilihat 22 kali
Mendikdasmen Apresiasi Dedikasi dan Masukan Peserta

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, secara resmi menerima hasil rekomendasi dari delapan komisi dalam Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (

15/01/2023 21:23 - Oleh Administrator - Dilihat 19 kali